Minggu, 20 Maret 2016

Salahkah Mbak Itik?

Heboh mbak itik guyon kebablasan. Lambang negara dilecehkan. Rame2 anggota dpd, tokoh masyarakat, ormas gugat mbak itik dengan alasan bahwa hal tsb harus digugat lewat jalur hukum. Pelecehan negara, titik. Tanpa peduli bahwa mbak itik ini cuma lulusan SD. Anak SD udah diajari dasar negara, betul. Tapi mbak itik sudah lulus kurang lebih 15 tahun yang lalu tanpa kemudian pernah direfresh lagi ilmunya. Kl ada yang sudah lihat videonya, disana jelas terlihat bahwa mbak itik sedang bingung. Dijejerkan dengan mbak perez yang sarjana dan mbak tingting yang lulusan SMA, ya jelas minder mbak itik. Menurut pengamatan saya, ini bagian dari self defense mbak itik. Malu gak bisa jawab soal cerdas cermat SD, lalu dia banting stir aja buat guyonan biar harga diri selebritinya ga jatuh. Kl saya sih, saya justru kasihan. Ini kompleks lo, kenapa sampai mbak itik ga bisa lanjut sekolah wajib belajar 9 tahun. Justru bisa dikatakan bahwa negara lalai dalam "ngopeni" anak bangsa hingga keluarga miskin mbak itik gak bisa nyekolahkan anaknya sampai smp, hingga mbak itik ga tau dasar dan lambang negara.
Kesedihan saya yang kemudian menjadi trigger untuk nulis blog ini adalah pernyataan salah satu penggugat di infotaiment yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara hukum bukan negara maaf. Dimana percuma mbak itik dan keluarga nangis2 minta maaf, beliau akan tetap memperkarakan kasus ini  ke jalur hukum untuk memunculkan efek jera di masyarakat. Duh biyung, sejak kapan negaraku Indonesia yang terkenal ramah dan berbudi pekerti luhur tiba2 bergeser menjadi negara yang tidak mau memaafkan saudaranya sendiri? Bukankah akan indah ketika ibu bapak yang berpendidikan tinggi itu mau merangkul mbak itik, mengajarinya tentang etika bernegara agar dapat dijadikan pegangan hidup bagi mbak itik dalam menapaki karirnya. Lah kalau mbak itik dipenjara, dia dapat apa? Pesan moral apa yang akan sampai di lubuk hati terdalam mbak itik? Dia gak akan dapat apa2. Yang ada akan semakin tersisih di negeri sendiri hanya karena gak sekolah tinggi, hanya karena gak pernah punya kesempatan untuk mengasah otak. Kasian kamu, mbak. Menjadi sasaran tembak perkara kompleks. Perkara ketidakmampuan pemerintah memberikan jaminan pendidikan pada anak bangsa, perkara ketidakmampuan pemerintah membendung acara tv yang less-quality yang cuma haha hihi lalala yeyeye, perkara degradasi rasa saling menyayangi antar saudara sebangsa setanah air. Cuma mbah sudjiwo tejo yang semalam saya liat berkicau di twitter mengajak orang untuk memaafkan dan nuturi sampeyan mbak. Yah semoga yg terbaik untuk semuanya lah ya. Saya bukan apa2 memang, tapi sedih aja liatnya. Sekali lagi, kasihan.





Xoxo